Pada prinsipnya muslimah yang memakai jilbab pasti cantik. Seiring dengan perkembangan zaman gaya berjilbab pun bervariasi.
Tapi ada orang yang selalu mengikuti tren dan bahkan menjadi kormod (Korban Mode). Ada juga orang yang tidak pernah mengikuti tren karena tidak pede (Percaya Diri).
Tidak ada salahnya mengikuti trend asalkan cocok dengan wajah, warna
kulit, pakaian yang akan digunakan. Dan terutama disesuaikan dengan
acara atau suasana yang akan kita hadapi.
Sebenarnya gaya berkerudung bisa ditentukan dari bentuk wajah.
Wajah Panjang/Lonjong:
Gaya berjilbab yang cocok dikenakan adalah Turkish Style.
Memberikan kesan penuh dan padat dan aplikasi cepol atas bisa digunakan
agar bentuk kepala lebih bagus dan seimbang dengan wajah.
Wajah Oval:
Untuk bentuk wajah yang satu ini sangat cocok untuk berbagai macam style
jilbab. Tinggal disesuaikan dengan busana, acessoris dan suasana yang
akan anda hadapi. Anda akan tampak anggun dan elegan….
Wajah Kotak/Segitiga:
Sebaiknya anda menggunakan jilbab dengan bentuk bulat membuat wajah anda
terlihat lembut dan menyamarkan garis wajah anda. Gunakan warna-warna
pastel/soft kalau bisa hindari warna mencolok.
Wajah Bulat:
Anda sangat cocok apabila menggunakan ciput atau jilbab yang ada
pet(topi) sehingga memberi kesan wajah anda terlihat lebih panjang.
Kemudian pada pemakaiannya jilbab di bagian pipi bisa ditarik sampai
separuh bagian pipi tertutup menambah kesan mungil pada wajah anda.
Sekarang sudah tahukah anda termasuk kategori yang mana? (^_^)
KEDIRI - Sabtu,
11 Februari 2012 Warga Desa Mlati Mojo Kediri sejak pukul 18:30 ba’dha magrib berbondong-bondong
mendatangi halaman mushola Tarbiyatul Muttaqin untuk menyaksikan Lomba panjat
pinang dalam rangka memperingati hari Maulud Nabi Muhammad SAW. Lomba tersebut
hanya diikuti oleh pemuda – pemuda dari RT 01 RW 03 Desa Mlati saja. Panitia
perlombaan memutuskan untuk tidak memperbolehkan pemuda – pemuda lain untuk mengikuti perlombaan ini.
“Kan ini sebenarnya
adalah acara RT 01 RW 03 Desa Mlati saja to .. yang repot mengurusi acara ini
yo pemuda pemuda kami , jadi saya dan yang lain memutuskan untuk melarang warga
lain untuk ikut. Peserta yang ikut ini juga ikut menyumbang loh..” Jelas Pak
Wagiyo selaku RT. Para Warga RT lain yang datang dan ingin mengikuti perlombaan
panjat pinag tersebut merasa kecewa. Mereka kemudian hanya menyaksikan
Pemuda-pemuda RT01 RW03 yang sedang adu kekuatan dan kerjasama di arena
perlombaan.
Voucher
pulsa , seekor ayam,handphone,sejumlah uang, 5 buah durian dan lain-lain telah
digantung di atas menara pinang , tetapi sampai jam menunjukan pukul 22:00 WIB belum juga ada peserta yang dapat
mengambilnya. Penonton mulai lelah dan satu persatu dari mereka mulai
meninggalkan tempat tersebut.
Para peserta
juga mulai merasakan lelah, Kemudian mata penonton melotot dan mulut mereka bersuara
ketika ada salah satu peserta yang dapat memanjat hampir mencapaipuncak.Perjuangan peserta tersebut di atas patut
diacungi dua jempol,hampir 1 jam ia bertahan di atas tetapi belum juga mencapai
puncak, Warga khawatir jika ia terlau lama di atas kemudian kakinya kram akan ia
terjatuh.Emosi warga naik turun melihat aksi salah seorang peserta perlombaan
ini.Setelah kira-kira 5 menit kemudian semua bersorak memberi semangat kepada
peserta tersebut. Sampai akhirnya peserta tersebut, sebut saja Razib atau yang
biasa dipanggil Jibon telah mencapai puncak pinang. Hadiah – hadiah kecil
seperti kerupuk,sabun,sampo dan lain lain dilemparkan dari atas yang kemudian
para penonton berebut untuk menagmbilnya.Aksi berebut hadiah ini cukup membuat
warga tegang, pasalnya ada seorang anak yang terjatuh dan terinjak – injak
ketika berebut hadiah.Untungnya hanya kakinya yang merasa sakit.Hadiah yang
lain seperti uang,voucher, dan lain-lain diambil dan dibawa sendiri oleh jibon.
Acara pun berakhir dan halaman mushola Tarbiyatul Muttaqin sepi sunyi .
Melihat kecenderungan aktifitas
pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa
pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah
cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu
di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS,
chatting dan diteruskan dengan janji bertemuan langsung.
Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya
bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan
bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui.
Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan
tentang kesetiaan dan seterusnya.
Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah hargakesetiaan. Dalam format pacaran,
semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu
sangat berbeda dengan cinta.
Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan
penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri,
bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang
memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah
persiapan pernikahan.
Dalam format mencari pasangan hidup,
Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu
diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal
itu.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah
SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2]
keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya
kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim
Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain keempat kriteria itu, Islam
membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal
yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan.
Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat
penting.
Inilah proses yang dikenal dalam
Islam sebaga ta’aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan
berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan
sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang
terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam
kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
Istri tidak selalu dalam kondisi
bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua
dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati
itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah
mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana
romantis saat pacaran.
Maka kesan indah saat pacaran itu
tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan
demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah
penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan
yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah
pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah
tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan
saja. MAKA DARI ITU JIKA ANDA TERLANJUR
PACARAN .. PUTUSKAN PACAR ANDA SEKARANG JUGA >> :D
Perahu Nabi Nuh ditemukan di Turki. Perahu Nabi Nuh yang dibuat oleh Nabi Nuh atas perintah Allah SWT untuk menyelamatkan manusia dan makhluk bumi lainnya dari bencana banjir bandang dahsyat sekitar 4.800 tahun yang lalu kabarnya ditemukan di Gunung Arafat sebelah timur Turki dan berada di ketinggian 4.000 meter.
Kabar penemuan Kapal Nabi Nuh bermula dari sekelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam “Noah’s Ark Ministries International” yang selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu Nabi Nuh dan pada tanggal 26 April 2010 mereka mengumumkan telah menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Para Peneliti bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa specimen untuk membuktikan klaim mereka. Para Peneliti juga tidak sekedar mengklaim atas penemuan kapal Nabi Nuh, tapi mereka juga mengambil specimen yang memiliki usia karbon 4.800 tahun, sesuai dengan apa yang digambarkan dalam sejarah Kapal Nabi Nuh.
Para peneliti itu juga memamerkan specimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu. Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah — begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.
Berita tentang Perahu Nabi Nuh di Turki sebetulnya sudah lama terdengar. Seorang pilot pesawat temput Turki dalam sebuah misi pemetaan NATO, mengaku melihat benda besar seperti perahu di Dogubayazit, Turki. Pada 2006, citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga perahu Nuh itu adalah gunung yang dilapisi salju. Cuaca sangat dingin di ketinggian 4.000 meter itu oleh para penemu diyakini menjaga kondisi perahu Nuh selama ribuan tahun.
GAMBAR PERKIRAAN PERAHU NABI NUH RIBUAN TAHUN YANG LALU